HABAR KON BMR

SELAMAT DATANG di Berita Online HABAR KON BMR Kami Lihat,Kami Dengar,Kami Beritakan

Selasa, 10 Oktober 2017

KEMAMPUAN ROKUS BERNANDUS VISSER BAPAK PENDIRI KORPS BARET MERAH


Habar Kon BMR - Kapten Rokus Bernandus Visser awalnya memimpin Korps Speciale Troepen, pasukan terjun elite Belanda. Sebelum dikirim ke Indonesia, Visser sempat bertempur dengan Jerman di Eropa saat Perang Dunia II,dan  di Indonesia, dia diserahi jabatan untuk mendirikan sekolah terjun payung.

Tapi kemudian dia bersimpati pada perjuangan rakyat Indonesia dan memilih berhenti dari militer Belanda. Visser yang masuk Islam dan berganti nama menjadi Idjon Djanbi kemudian direkrut oleh Kolonel Kawilarang untuk membentuk pasukan elite TNI AD tahun 1952.

Kawilarang mengakui soal kemampuan tak ada yang mengalahkan Idjon Djanbi, Begitu juga pengalaman tempurnya. "Visser sudah berpengalaman dalam pertempuran, sudah merasakan diberondong oleh peluru senapan, senjata otomatis, mortir dan meriam 88 Nazi Jerman yang terkenal itu," kata Kolonel

Kawilarang dalam buku biografi yang ditulis Ramadhan KH dan diterbitkan Pustaka Sinar Harapan. Karena itu walau sudah pensiun dan menjadi petani bunga di Lembang, Kawilarang tak ragu kembali memanggil Idjon Djanbi untuk berdinas dalam militer. Sebagai pasukan elite, berikut kemampuan bapak pendiri pasukan Komando yang dikenal dengan nama Kopassus TNI AD ini.


1.KEMAMPUANNYA DALAM TERJUN TEMPUR

Kemampuan terjun tempur Idjon Djanbi sudah tidak diragukan lagi,pada Tahun 1944 dia ikut serta dalam Operasi Market Garden bersama pasukan Sekutu lainnya, Tujuan operasi ini adalah untuk merebut Belanda dan menusuk Jerman dari belakang. Idjon Djanbi mendarat di sekitar Grave, Belanda.

Sialnya di situlah konsentrasi pasukan Jerman bertahan. Di tengah gempuran Jerman dia harus mempertahankan diri sekaligus bergabung dengan pasukan lain. Karena kemampuan terjun ini pula kemudian Belanda mengangkat Idjon Djanbi sebagai komandan sekolah terjun payung (School Tot Opleiding Van Parachutisten) di Holandia, dan Bandung. Tapi Idjon lebih memihak pada Indonesia. Istilah untuk serangan lewat udara ini disebut airborne. Sedangkan personelnya disebut paratrooper atau pasukan terjun.

2.SERANGAN CEPAT LEWAT LAUT

 Sesuai dengan doktrin pasukan elite yang bertempur lewat darat, laut dan udara, begitu juga dengan Idjon Djanbi. Dia pernah melakukan serangan lewat laut atau seaborne.

Di Eropa, Idjon mengikuti pasukan sekutu melakukan serangan di pantai Walcheren Belanda,dan Dia ikut mendobrak pasukan Jerman di pesisir. Serangan lewat laut bisa secara terbuka dan massal, atau bisa juga lewat operasi senyap.

Para prajurit diturunkan dari kapal perang lalu menyusup dengan perahu karet.  Saat melatih pasukan komando Indonesia, Idjon mengajarkan materi ini di Cilacap, jawa Tengah. Hingga kini Kopassus TNI AD masih melestarikan tradisi ini.

3. UNDERWATER DEMOLITION TEAM (UDT) ATAU KEMAMPUAN DEMOLISI DI BAWAH AIR.

Kemampuan ini biasanya dimiliki oleh pasukan katak alias frogmen. Tugas utama di pasukan ini di perang dunia II adalah menjinakkan ranjau laut yang mengancam kapal perang. Tugas lain yang tak kalah sulit adalah mengamankan pendaratan pasukan. Sebelum pasukan seaborne dimuntahkan dari laut, para pasukan UDT ini mengamankan pantai dari ranjau. 

Seringkali juga pantai dipasangi kawat berduri yang mengancam pasukan pendarat. Idjon Djanbi yang kala itu berpangkat sersan mengamankan sejumlah pendaratan amfibi di Pasifik.

4.PASUKAN KHUSUS YANG TERLATIH

 Pasukan kopassus sangat dikenal sebagai pasukan elite, yang Kemampuannya empat kali pasukan biasa dan mereka pun mempunyai kemampuan menembak yang baik, gerilya maupun antigerilya, demolisi, hingga intelijen.

 Beberapa sumber menyebutkan Idjon Djanbi dilatih pasukan komando Inggris saat perang dunia ke II. Inggris kala itu memang menjadi yang terdepan soal pelatihan pasukan elite komando. Dalam setiap pertempuran pasukan ini menjadi yang terdepan.

 Pasukan komando juga meninggalkan sistem perang konvensional yang mengandalkan jumlah banyak dan sporadis. Yang penting adalah kemampuan, bukan jumlah personel. Pelatihan pasukan elite berkualifikasi komando ini juga sangat berat.

Dan  ketika Idjon Djanbi melatih pasukan Indonesia, dari 400 orang, hanya setengah yang berhasil lulus.  Kepada mereka yang lulus, diberikan baret dan brevet komando. Ketika itu baret warna hitam dicelup dalam air teh beberapa lama sehingga warnanya luntur menjadi coklat kemerahan. Itulah cikal bakal Korps Baret Merah Kopassus.

5.BELADIRI TANGAN KOSONG DAN PERMAINAN PISAU KOMANDO

"Jika pelurumu habis, maka bertempurlah dengan pisau. Jika pisau sudah tidak ada, maka bertarunglah dengan tangan kosong." Itu doktrin pasukan komando untuk bertarung habis-habisan dalam pertempuran. Karena itu pula seperti yang lain, Idjon Djanbi juga lihai bertarung tangan kosong atau dengan pisau. "Pak Idjon suka cek kalau kita jaga malam. Dia sergap dari belakang dengan pisau. Kita berkelahi dulu, baru dia bilang stop, ini komandan kamu. Tujuannya mungkin biar kita siaga," kata Boyoh, mantan anggota angkatan pertama korps baret merah.


Tidak ada komentar: