HABAR KON BMR

SELAMAT DATANG di Berita Online HABAR KON BMR Kami Lihat,Kami Dengar,Kami Beritakan

Jumat, 08 September 2017

DIBALIK SEJARAH KEHEBATAN DAN KESUKSESAN BAMBU RUNCING,DALAM MELAWAN PARA PENJAJAH YANG MENGUSAI NKRI


Habar Kon BMR – Kemauan keras masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan sejarah bangsa tentang kehebatan Bambu Runcing. Senjata yang berbahan dasar bambu kuninng ini menjadi icon penting yang menyertai bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan. Padahal para pejuang pada zaman dahulu kala harus berhadapan dengan tank-tank besar dan persenjataan lengkap milik penjajah yang mengusai tanah air, akan tetapi hanya dengan sekedar senjata dari bambu yang diruncingkan, mereka mampu mengusir penjajah dari bumi pertiwi.

Sebatang bambu yang panjangnya berkisar dua meter ini menjadi senjata massal yang di pakai rakyat dalam melawan penjajah. Namun benarkah senjata sederhana ini memiliki kehebatan sedemikian besar dibanding senjata milik penjajah yang berteknologi tinggi? Ternyata ada rahasia besar dibalik kehebatan bambu runcing para pejuang Indonesia. 

Adalah Kiai Subchi yang berperan besar dalam perjuangan bambu runcing bersama rakyat Indonesia. Ia merupakan salah satu ulama yang begitu dihormati dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.  Pada tahun 1941 sang Kiai mengumpulkan para santri dan pemuda desa untuk melakukan persiapan perang. Namun mereka terkendala persenjataan dan akhirnya menetapkan bambu runcing yang kala itu disebut dengan cucukan. Senjata ini dinilai mematikan karena tusukannya susah disembuhkan. 

Namun bambu runcing yang dipakai untuk berperang bukanlah senjata biasa. Sang Kiai menyepuh Bambu Runcing dengan doa-doa sehingga membuatnya tidak terkalahkan. Doá tersebut berbunyi : “Laa Tudrikhuhul Absar Wahuwa Tudhrikuhul Absar Wahuwa Latiful Kabir,”.  Doa ini dibaca sbanyak tiga kali membaca sembari menahan nafas. Kepercayaan terhadap doa ini ternyata mampu membangkitkan semangat juang pemuda Indonesia dan membuat bambu runcing menjadi senjata yang istimewa. 

Kepopuleran bambu runcing terjadi saat pasukan Jepang ingin menguasai Parakan, daerah yang didiami Kiai Subchi. Namun pasukan Bambu Runcing Kiai Subchi sukses menghalau mereka dan mengurungkan niat Jepang ke Parakan. Kabar keberhasilan pasukan cucukan Kiai Subchi menghalau pasukan Jepang ini menjadi buah bibir pasukan lainnya. Sampai pendatang dari luar jawa datang meminta di do’akan oleh Kyai subkhi dan juga menyepuhkan Bambu Runcing untuk berjaga-jaga melawan penjajah.

Bahkan PT Kereta Api Indonesia memberikan perlakuan khusus terhadap wilayah ini  dengan memberikan fasilitas Kereta Luar Biasa untuk transportasi orang-orang menuju Parakan.  Bagaimana tidak, tamu yang datang sangat luar biasa ramai, sampai-sampai warga sekitar memanfaatkannya dengan menjual bambu runcing, membuka warung nasi serta membuka penginapan. 

Ternyata berita tentang Kiai yang mengobarkan semangat berjuang ini terdengar oleh penjajah. Mereka kemudian melakukan penyisiran ke Parakan untuk membunuh Kiai Subchi. Beruntung sang Kiai sudah terlebih dahulu meninggalkan wilayah tersebut dan bersembunyi di daerah pegunugan. Meski menjadi buronan Kiai Subchi bergerilya untuk mengobarkan api semangat berjuang membela tanah air hingga akhir hayatnya. 
  
Dalam hamper semua perjuangan senjata, para kiai dan senjata Bambu Runcing hadir dan menjadi pengawal perjuangan. Bahkan sampai pejuang Indonesia berperang mempertahankan kemerdekaan, alat ini tetap digunakan. Semoga informasi ini menambah patriotisme para pembaca setia pada moment 17 Agustus nanti. 



5 Fakta Nyata Bambu Runcing, Senjata yang Identik dengan Perang Kemerdekaan RI :

Jika boleh dikatakan, bambu runcing merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perang kemerdekaan. Bagaimana tidak, nyatanya senjata tradisional ini adalah senjata yang benar digunakan oleh pejuang kemerdekaan untuk melawan penjajah. Di tengah serangan-serangan penjajah yang menggunakan senjata modern, senjata yang terbuat dari bambu ini menjadi salah satu senjata yang realistis yang bisa diharapkan saat itu. Selain mudah dibuat, penggunaannya pun juga mudah. sebagai senjata khas Indonesia, tahukah kamu jika bambu runcing itu tenyata memiliki beberapa fakta yang menarik untuk kita kupas? Oleh karenanya, berikut akan kami kupas 5 fakta bambu runcing, senjata yang lekat dengan perang kemerdekaan. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Bambu Runcing Merupakan Identitas Perang Kemerdekaan :
Bambu Runcing merupakan senjata tradisional yang akan selalu dikenang oleh Bangsa Indonesia. Senjata ini merupakan senjata sederhana yang terbuat dari sebatang bambu dengan dilancipkan ujung atasnya. Meskipun sederhana, nyatanya senjata ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.Jika diperhatikan, dalam film-film dokumenter perjuangan kemerdekaan Indonesia selalu saja ada bambu runcing yang digunakan oleh tentara rakyat. Hal ini karena bambu runcing layaknya sebuah identitas perjuangan kemerdekaan.  

2. Bambu Runcing Merupakan Senjata yang Ditakuti Pasukan Belanda :
Bambu runcing sebenarnya bukanlah senjata mematikan seperti senjata api yang bila ditembakkan akan langsung mematikan musuh ataupun bisa langsung diobati. Meski demikian, pasukan Belanda ternyata menyimpan ketakutan tersendiri bilamana harus berhadapan dengan pasukan bersenjata bambu runcing ini,seorang musuh yang terkena tusukan bambu runcing tidak akan mati saat itu juga, matinya bisa berhari-hari kemudian bahkan berbulan-bulan. Justru hal inilah yang ditakutkan oleh tentara Belanda. Karena jika tidak mati saat itu juga, mereka harus terpaksa merasakan sakit luar biasa akibat tusukan bambu runcing itu sebelum kematiannya. Hal seperti ini justru akan lebih menyakitkan daripada harus mati ditempat. Terlebih lagi jika lukanya terkena infeksi akibat kuman-kuman atau racun yang sengaja ditempelkan pada ujung bambu runcing itu, tentu saja akan sangat menyakitkan.

3. Jepang Memanfaatkan Bambu Runcing Untuk Menghadapi Tentara Sekutu :
Di zaman pendudukan Jepang, bambu runcing dikembangkan sebagai senjata untuk menghadang payung musuh yang terjun dari udara. Saat itu senjata ini dikenal dengan sebutan takeyari. Laki-laki dan perempuan pribumi dilatih langsung oleh tentara Jepang untuk menggunakan takeyari ini yang memiliki ciri dibarengi dengan pekikan suara keras dan teriakan kemarahan. Pelatihan ini semakin intens dilakukan terutama saat Jepang kian terdesak oleh tentara sekutu, di akhir masa penjajahan Jepang, bambu runcing seakan menjadi bumerang bagi tentara Jepang karena dengan bambu runcing ini pula lah pejuang kemerdekaan akan berperang menghadapi tentara Jepang. Senjata Bambu runcing nantinya ternyata tidak hanya digunakan rakyat biasa untuk melawan tentara Jepang. Sebagian besar satuan Badan Keamanan Rakyat (BKR) ternyata juga turut menggunakan senjata ini melawan Jepang. Meski berstatus pasukan perang, BKR sebenarnya tidak memiliki senjata api di sakunya melainkan hanya para komandan saja.

4. Bambu Runcing Memiliki Banyak Kelebihan di Antara Senjata Modern Lainnya :
Meski merupakan senjata tradisional, bambu runcing memiliki kelebihan yang tak dimiliki oleh senjata modern lainnya. Bambu runcing merupakan senjata yang dibuat dari sebatang bambu sehingga tidak bisa dideteksi oleh metal detector. Tentu saja ini sangat menguntungkan bagi pergerakan pasukan yang akan mendekati lawan. Dengan sifat bahannya yang ringan dan mudah disembunyikan, bambu runcing semakin sempurna bilamana digunaka menghadapi musuh, selain itu. bambu runcing juga tidak memiliki bunyi bila digunakan. Hal ini akan sangat menguntungkan untuk siasat perang gerilya. Jika menggunakan senjata api, bunyinya bisa saja menarik pasukan musuh lainnya menuju ke tempat bunyi tersebut berasal. Hal ini bisa jadi sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perang besar. Namun, jika menggunakan bambu runcing, membunuh seratus pasukan musuh pun tidak akan diketahui pasukan yang lain secara mudah. Jadi, menggunakan bambu runcing itu bisa sangat menguntungkan.

5. Monumen Bambu Runcing, Dibuat Untuk Mengenang Jiwa Patriotisme :
Untuk mengingat perjuangan kemerdekaan Indonesia, tak sedikit pemerintah kota yang turut membangun monumen bambu runcing di sudut-sudut kotanya. Di Surabaya, sebagai Kota Pahlawan, berdiri kokoh Monumen Bambu Runcing yang ada di Jalan Panglima Sudirman. Bagi arek Suroboyo, bambu runcing adalah simbol patrotisme untuk menegakkan kedaulatan bangsa di zaman penjajahan, di Muntilan, Magelang, juga berdiri monumen bambu runcing. Monumen yang didirikan pada tahun 1970-an ini digunakan oleh warga setempat untuk mengingat keberhasilan mereka mengusir penjajah Belanda. Bambu runcing bisa dikatakan adalah simbol sebuah perlawanan, sehingga tidak salah rasanya jika banyak yang mengenang senjata ini dengan membangun monumen bambu runcing di kotanya. Nah, itulah tadi 5 fakta bambu runcing, senjata yang lekat dengan kemerdekaan Indonesia. Meski di era modern seperti saat ini bambu runcing bukan lagi menjadi pilihan, tentu kita tetap bisa mengingat bahwa senjata ini pernah mampu mengusir penjajah dari Indonesia. Oleh karenanya, bisa jadi dengan segudang sejarah masa lalu senjata bambu runcing ini akan berguna di masa depan Indonesia

Tidak ada komentar: